Sabtu, 13 Februari 2010

Ekonomi Mikro

BAB I

PENGERTIAN, HUKUM, KURVA DAN TEORI PERMINTAAN

a. Permintaan (Demand)

Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.

Teori Permintaan dan Kurva Permintaan

Beberapa Penentu Permintaan :

  1. Harga barang
  2. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
  3. Pendapatan RT dan pendapatan rata-rata masyarakat.
  4. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat.
  5. Cita rasa masyarakat.
  6. Jumlah penduduk.
  7. Ramalan keadaan di masa datang.

Harga dan permintaan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.


Pengaruh Faktor Lain Selain Harga Terhadap Permintaan

Harga barang lain

Hubungan antara sesuatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang lainnya dapat dibedakan kepada tiga (3) golongan, yaitu:

· barang lain itu merupakan pengganti

· barang lain itu merupakan pelengkap

· kedua barang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral).

Barang Pengganti

Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan teh adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang suka meminum teh selalu dapat menerima minuman kopi apabila teh tidak ada.

Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan.

Barang Pelengkap

Apabila suatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang lain tersebut. Gula adalah barang pelengkap pada kopi atau teh. Karena pada umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi gula.

Kenaikan atau penurunan permintaan barang pelengkap selalu sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya. Kalau permintaan terhadap kopi atau bertambah begitu juga sebaliknya.

Barang Netral

Permintaan terhadap beras dan terhadap buku tulis tidak mempunyai hubungan sama sekali, maksudnya perubahan permintaan dan harga beras tidak akan mempengaruhi permintaan buku tulis begitu juga sebaliknya.

Pendapatan Para Pembeli

Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang.

Berdasarkan sifat perubahan permintaan yang berlaku apabila pendapatan berubah maka barang dibagi menjadi 4 bagian:

1.Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang inferior akan berkurang. Contoh: ubi kayu akan diganti oleh beras jika pendapatan naik.

2.Barang Esensial

Barang esensial perubahan pendapatan tidak akan mengurangi atau menambah permintaan terhadap barang esensial. Barang esensial yaitu barang kebutuhan pokok (Sembako).

3.Barang Normal

Suatu barang dinamakan barang normal apabila dia mengalami kenaikan dalam permintaan sebagai akibat dari kenaikan pendapatan. Contoh: televisi, atau peralatan rumah tangga.

4.Barang Mewah

Jenis barang ini dibeli apabila orang berpendapatan menengah ke atas atau tinggi. Contoh: motor, mobil.

Distribusi Pendapatan

1. Cita rasa atau selera masyarakat

2. Jumlah penduduk

3. Ramalan mengenai masa yang akan datang

Ramalan pada konsumen bahwa harga akan menjadi mahal atau tinggi pada masa akan datang akan mendorong mereka untuk membeli lebih banyak barang disaat sekarang. Contoh: BBM akan dinaikkan oleh pemerintah pada tahun depan akan mendorong masyarakat atau pengusaha untuk menimbun BBM.

Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan

Text Box:  Q
Text Box: Pergerakan Kurva Permintaan Pengaruh Harga Text Box: Pergeseran Kurva Permintaan Pengaruh Bukan Harga


Perilaku Konsumen

Teori perilaku konsumen pada dasarnya mempelajari mengapa para konsumen berperilaku seperti yang tercantum dalam hukum permintaan. Oleh karena itu teori perilaku konsumen akan menerangkan : (1) mengapa para konsumen akan membeli lebih banyak barang pada harga yang rendah dan mengurangi pembeliannya pada harga yang tinggi, dan (2) bagaimanakah seorang konsumen menentukan jumlah dan kombinasi barang yang akan dibeli dari pendapatannya.

Terdapat dua pendekatan dalam teori perilaku konsumen , yaitu :

1. Pendekatan utiliti (nilaiguna) kardinal atau Marginal Utility : bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan (utiliti) setiap konsumen dapat diukur dengan uang atau dengan satuan lain ( utiliti yang bersifat kardinal) seperti kita mengukur volume air, panjang jalan, atau berat sekarung beras.

2. Pendekatan utiliti ordinal atau kurve kepuasan sama (Indifference Curve) : bertitik tolak pada anggapan bahwa tingkat kepuasan konsumen dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih rendah tanpa mengatakan berapa lebih tinggi atau lebih rendah ( utiliti yang bersifat ordinal).

Teori Nilai Guna (Utility)

Nilai guna (utility) adalah kepuasan yang diperoleh konsumen / seseorang dari mengkomsumsi suatu barang. Nilai guna (utility) terbagi menjadi 2 yaitu:

  1. Nilai Guna Total (total utility)

adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkomsumsi sejumlah barang.

  1. Nilai Guna Marginal (marginal utility)

adalah tambahan penggunaan dari penambahan 1 unit barang yang dikonsumsi.

Hipotetis utama teori nilai guna (hukum nilai guna marginal semakin menurun)

Bunyi hipotetisnya ialah:

“Tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah komsumsinya keatas barang tersebut dan pada kahirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif”

Prinsip teori Utilitas:

  1. Barang (goods) yang di konsumsi mempunyai sifat semakin banyak akan semakin besar manfaatnya. Dengan demikian, jika sesuatu yang bila dikonsumsi semakin banyak justru mengurangi kenikmatan hidup (bad) tidak dapat didefinisikan sebagai barang, misalnya penyakit.
  2. Utilitas (utility) adalah manfaat yang diperoleh seseorang karena ia mengkonsumsi barang, Dengan demikian Utilitas merupakan ukuran manfaat (kepuasan) bg seseorang karena mengkonsumsi barang. Keseluruhan manfaat yang diperoleh konsumen karena mengkonsumsi sejumlah barang disebut dengan Utilitas total (Total Utility) Utilitas marjinal (marginal utility) adalah tambahan manfaat yang diperoleh karena menambah satu unit konsumsi barang tertentu.
  3. Pada teori Utilitas berlaku Hukum Pertambahan Manfaat yang Makin Menurun (The law of Diminishing marginal utility) yaitu bahwa awalnya sesorang konsumen mengkonsumsi satu unit barang tertentu akan memperoleh atambahan Utilitas (manfaat) yang besar, akan tetapi tambahan unit konsumsi barang tersebut akan memberikan tambahan Utilitas (manfaat yang semakin menurun, dan bahkan dapat memberikan manfaat negatif. Dengan kata lain, Utilitas marjinal (MU) mula-mula adalah besar, dan semakin menurun dengan meningkatnya unit barang yang dikonsumsi.
  4. Pada teori Utilitas berlaku konsistensi preferensi, yaitu bahwa konsumen dapat secara tuntas (complete) menentukan rangking dan ordering pilihan (preference, choice) diantara berbagai paket barang yang tersedia. Konsep ini disebut dengan Transitivity dan rasionalitas. Misalnya, jika A lebih disuka dari B atau A>B, dan B lebih disukai dari C atau B>C, maka harus berlaku A lebih disuka dari C, atau A>C.
  5. Pada teori Utilitas diasumsikan bahwa konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna berkaitan dengan keputusan konsumsinya. Mereka dianggap (diasumsikan) mengetahui persis kualitas barang, kapasitas produksi, teknologi yang digunakan dsb.

Pendekatan Marginal Utility

Nilai guna cardinal/marginal utility menyatakan : kenikmatan yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantatif.

Memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu barang

  • Tinggi rendahnya suatu barang tergantung pada subjek yang memberikan penilaian
  • Teori ini berupaya untuk mengkuantifikasikan kepuasan

Untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam memenuhi kepuasannya digunakan anggapan :

1. Utiliti dapat diukur dengan uang atau satuan lain.

2. Berlaku hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility), yaitu : semakin banyak sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap tambahan yang dikonsumsikan akan menurun.

3. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.

Atas dasar anggapan ini, selanjutnya kita harus memperhatikan perbedaan antara total utility dan marginal utility. Total utility adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Sedangkan marginal utility adalah pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dari pertambahan (atau pengurangan) dari konsumsi satu unit barang tertentu.

Marginal Rate of Substitution (MRS)

Tingkat substitusi marginal adalah besarnya pengorbanan/pengurangan jumlah konsumsi barang yang satu untuk menaikkan konsumsi satu satuan barang lainnya, dengan tetap mempertahankan tingkat kepuasannya.

Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi salah 1 barang maka harus mengurangi kuantitas barang lain yang dikonsumsi. Dalam kasus ini apabila konsumen akan menambah barang x maka harus mengurangi konsumsi barang Y (trade off). Hal ini yang disebut sebagai daya substitusi marginal (Marginal Rate of Substitution (MRS)

Pendekatan Kurva Indiferens / Teori Utilitas Ordinal

Pendekatan marginal utility, dinilai mempunyai kelemahan, karena menganggap nilai utiliti/kepuasan dapat diukur dengan angka-angka. Kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah diukur sehingga tidak mungkin diukur dengan angka. Untuk menghindari kelemahan itu Sir John R. Hicks mengembangkan pendekatan baru, yang dikenal dengan pendekatan kurve kepuasan sama (Indifference Curve).

Dalam pendekatan ini digunakan anggapan:

1. konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang-barang konsumsi ( misalnya barang X dan Y) yang bisa dinyatakan dalam bentuk peta kurve kepuasan sama ( Indifference Curve Map) atau kumpulan dari kurve kepuasan sama;

2. konsumen mempunyai jumlah uang tertentu (= pendapatan tertentu) ; dan

3. konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum.

Menurut Koutsoyiannis (1985:17), asumsi untuk teori indifference-curves adalah

1. Rasionalitas. Konsumen diasumsikan rasional: ia berusaha memaksimumkan utilitinya, berdasarkan pendapatannya dan harga pasar tertentu. Ia juga diasumsikan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang semua informasi yang relevan.

2. Utiliti adalah ordinal. Konsumen dianggap dapat menyusun secara urut (rank) pilihan-pilihannya terhadap berbagai kelompok barang (basket’s of goods) berdasarkan tingkat kepuasan setiap kelompok.

3. Tingkat substitusi marginal yang menurun ( diminishing marginal rate of substitution).

Pilihan-pilihan (preferences) disusun dalam bentuk kurve indiferen, yang diasumsikan cembung (convex) pada titik origin. Hal ini menunjukkan bahwa slope kurve indiferen adalah menaik. Slope kurve indiferen ini disebut tingkat substitusi marginal dari suatukomoditi. Teori kurve indiferen didasarkan pada aksioma ini.

4. Total utiliti tergantung pada kuantitas komoditi yang dikonsumsi. Secara matematis ditulis: U =f(q1 ,q2 ,q3, ……, qn).

5. Konsintensi dan transitivitas dalam pilihan. Konsumen diasumsikan dalam pilihannya yaitu, jika pada suatu waktu ia memilih kelompok barang A dari pada kelompok B, ia tidak akan memilih kelompok barang B dari pada kelompok A pada saat yang lain.Asumsi konsistensi dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, maka B > A. Sifat transitivitas : jika A lebih disukai dari pada B, dan B lebih disukai dari pada C, maka A lebih disukai dari pada C. Asumsi ini dapat ditulis dengan simbol: Jika A>B, dan B>C, maka A>C.

Asumsi dasar teori utility ordinal:

  • Rasionalitas artinya konsumen akan berusaha meningkatkan atau memilih tingkat kepuasan yang tinggi.
  • Konveksitas artinya bentuk kurva indiference cembung dari titik origin dari sumbu absis dan ordinat.
  • Nilai guna tergantung pada jumlah barang yang dikonsumsi
  • Transivitas artinya konsumen akan menjatuhkan pada pilihan yang terbaik dan beberapa pilihan
  • Kurva indifference tidak boleh bersinggungan atau saling berpotongan.

Kurva indiferens adalah kurva yang menghubungkan titik-titik tempat kedudukan paket kombinasi konsumsi dua barang yang memberikan tingkat kepuasan (kegunaan) yang sama. (dinilai dalam skala ordinal).

Keunggulan Pendekatan Indifference Curve

  1. tidak perlunya anggapan bahwa utility konsumen bersifat cardinal
  2. efek perubahan harga terhadap jumlah yang diminta bisa dipecah lebih lanjut antara lain efek substitusi dan efek pendapatan.
  3. bisa ditunjukkan beberapa faktor lain yang sangat penting yang mempengaruhi permintaan konsumen akan sesuatu barang antara lain penghasilan atau income riil konsumen, perubahan harga barang lain, selera konsumen.

Surplus Konsumen

Surplus konsumen, yaitu kelebihan atau perbedaan antara kepuasan total atau total utility (yang dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar